October 29, 2011

Lagu Sepi

aku adalah lagu kesunyian dimana bayangmu adalah iramanya dan malam-malam sepiku sebagai melodi pengiringnya

Mahadaya Cinta

mahadaya cinta dengan segala kekuatannya, mampu membuat seseorang tersenyum kala terluka karena mereka sadar bahwa Tuhan tak menjadikan dia untuknya, mampu membuat seseorang menangis kala bahagia karena mereka takut kebahagiaan cintanya akan sirna begitu saja, mampu membuat seseorang bersedih kala bersama karena mereka takut akan kehilangan kekasihnya suatu saat nanti, serta mampu membuat seseorang tertawa kala berpisah karena sekali lagi cinta memang tak harus memiliki dan Tuhan pasti akan menyediakan cinta yang lain untuknya
kidung peluluh jiwa, terangkum indah lewat syair para pujangga, iramanya mengalun begitu syahdu, hingga menembus batas ruang dan waktu, berjuta rasa terhampar dalam rangkaian kata penuh makna, mengalir di antara gelak tawa dan derai air mata, tentang getar cinta yang tengah menderu mengusik kalbu, meredam hasrat merindu pada setiap jeda detik yang berlalu
aku pergi meninggalkan misteri yang masih belum tergali dari tempatku berdiam diri, di antara gundukan bukit batu yang sempat menaungi raga letihku, dan kini kuharus kembali berjalan dengan wajah tertunduk ke bumi, merajut asa bersama pendar cahaya yang masih tersisa dalam hatiku

October 21, 2011

aku ada di antara batas nyata dan fatamorgana, terkurung dalam labirin waktu yang membatasi laju imajinasiku, tak ada lagi untaian kata yang mampu untuk kucipta, tentang segala rasa rindu yang telah bersarang di dalam benakku
jika saja bentang jarak yang memisahkan antara aku dan kamu dapat ku lipat, maka aku akan melakukannya berkali-kali agar tercipta sebuah lipatan paling kecil hingga jarak antara kita pun semakin dekat, lalu kita berdua bisa dengan leluasa berpeluk erat tanpa harus menahan rasa rindu yang kian memberat
aku telah belajar pada keheningan malam, bagaimana engkau pernah menjadi suara untuk meramaikan kebisuan hatiku, akupun telah belajar pada bintang dan rembulan, bagaimana engkau pernah menjadi cahaya penerang gulita jiwaku

October 14, 2011

akan ku tiupkan senyawa cintaku ke penjuru semesta, bersama butiran asa yang kudulang dari dasar jiwa, berharap engkau nanti yang akan menghirupnya, dan menjadikannya aliran nafas yang akan selalu kau hela

Engkaulah Surgaku

tercium aroma kerinduan yang begitu dalam ketika desah nafasmu mengalir menyentuh ruang jiwaku, memberi sejuta nuansa akan keindahan warna cinta yang kau balurkan lewat kasih dan sayangmu, hadirmu laksana hawa surga yang menyelimuti setiap sendi kehidupanku
untuk purnama yang kesekian kali, kembali kulantunkan sebuah kidung pengusir sepi, syairnya mengalun lirih di antara gemerlap cahaya malam, mengusung sisa-sisa rinduku yang telah lama karam

Adakah Aku Di Hatimu

masihkah aku ada di hatimu? atau mungkin kini telah kau buatkan pemakaman tanpa nisan? rinduku yang berapi-api membara sekarang sudah padam, terguyur air mata, kini kuhitung hari-hari yang berlalu tanpamu, hitunganku kacau, kadang aku berlebihan, hati meluap-luap menjebol tanggul kemunafikan, tertumpah dalam kata-kata

C I N T A

aku ada untuk kamu dalam imaji dan bayang nyata, datang membawa singgasana dari kerajaan jiwa, hadirku memang tak mampu menyuguhkan suatu keindahan yang berharga, hanya sebatas uraian rasa yang terangkum lewat syair sederhana

Rasa Cinta

cinta adalah sebuah wujud keabadian rasa, selalu ada dan bersemayam dalam dada, tinggal menunggu momentum yang tepat untuk membangkitkannya, lalu akan terciptalah sebuah dunia dengan segala keindahannya
selamat malam rindu, apa sebenarnya salahku padamu? hingga tak pernah bosan engkau mengusik kedamaian dalam hatiku, maukah untuk malam ini saja engkau berdamai denganku? biar tak lagi ada pertikaian yang mengharu biru

October 13, 2011

mengapa selalu ada keluh di atas segala kesahmu, meluap-luap dalam setiap syair jiwamu, hanya sesalan yang tampak kau gali, tertuang dalam barisan aksara tanpa tepi, teruslah kau merajuk dan memalingkan rasa, biar disini aku yang akan kembali mengais luka
aku sendiri tak pernah bisa memberikan satu alasan, kenapa aku harus menciptakan syair tentang keindahan, tentang bunga-bunga yang bermekaran di taman, ataupun senandung merdu dua hati yang saling bersahutan, sementara aku lebih nyaman menyendiri di kesunyian, bercengkerama dengan sepi yang memberi kedamaian, jauh dari keramaian yang kerap kali menyita hati dan perasaan
lihatlah sayang, dengan lengkung senyumnya yang begitu menawan, sabit malam ini terlihat begitu rupawan, bintang-bintang angkasa seolah terbius oleh pesona cahayanya yang berwarna keperakan, hingga tak sedetikpun mereka mau untuk mengalihkan pandangan, bersamanya ku ingin meleburkan segala rasa yang tertahan, menghabiskan waktu sampai tetes embun pagi mengecup pucuk dedauan
seperti tirakat langit kepada bumi, ketika musim hujan telah beranjak pergi, berganti dengan kemarau yang panjang, semakin menambah luas hamparan padang gersang, terlalu besar memang rasa rindu yang harus mereka tahan, karena hanya lewat hujan saja keduanya bisa saling bersentuhan

Rindu Yang Tertahan

laksana anak panah dengan mata panahnya yang begitu tajam, rinduku telah terasah lewat bilangan malam sepiku tanpa hadirmu, ia siap melesat menembus jantung hati yang telah kedinginan dan membeku, namun sayangnya busur rinduku terlanjur hilang ditelan gelapnya malam

Nada Rindu

selamat datang rindu, apa kabarmu hari ini? masihkah sama seperti hari-hari kemarin? membawakan senandung lagu bernada sendu, ataukah mungkin kini telah kau ganti? dengan lagu baru berirama gembira? coba bisikkan barang sebait saja ditelingaku, petikan nada yang akan kau dendangkan untukku

Rindu Untuk Kamu

ini masih tentang rindu yang selalu mengajakku berseteru melawan waktu, melintasi setiap sendi yang mulai membeku di antara ruang sepi yang telah lama kusiapkan untuk dirimu, hatiku…
rindu itu adalah kamu yang tak pernah bosan menyambangi ruang kosong dalam pikiranku dan sesekali menggelitik bola mataku sampai tercipta pelangi yang menutupi seluruh pandanganku

Salam Untuk Cinta

selamat pagi cinta, lelap tidurku semalam berselimutkan rindu, peluk kasihmu hangat membuai raga, membawa damai dalam peraduan malam sepiku, salam sayang bersematkan cinta, kutiupkan lewat nafas rindu yang kian menggebu

Rasa Rindu

wahai kekasihku, apa kau tahu tentang hatiku? kini warnanya tak lagi merah, seluruh dinding dan ruangnya telah berubah tersaput oleh warna biru yang melebam, menahan jutaan rasa rindu yang kian mendalam

Tentangmu

selalu ku sisakan sebidang ruang dalam hatiku untuk dirimu, namun sepertinya engkau tak jenak berdiam diri di sana, karena berulang kali ku dapati engkau bermain-main di kepala, dan sesekali waktu engkau ku temukan tengah menari bersama irama denyut jantungku
dengan seringai bulan sabit yang begitu tajam, akan kupetik sebuah bintang paling terang di antara hamparan langit malam, menjadikannya pelita bagi palung hatiku yang teramat kelam, agar engkau tak ragu lagi memasukinya hingga sudut paling dalam
tak ada kata yang mampu mewakilkan rasa yang kupunya, sungguh betapa sulit kuungkap setiap desir yang mengalir dalam sukma, kuhanya ingin menghadirkannya lewat
kalimat lugas dan sederhana, agar kau tahu bahwa darimu aku telah temukan sebuah cinta yang begitu berharga