November 30, 2011

Sketsa Cinta

duhai peri cahaya jingga, betapa liar pena hatimu menggoreskan kata, kau buat hati ini sungguh terpana, ketika luahan imajimu merasuk getarkan jiwa, kau tebarkan pesona layaknya kilau mutiara, dalam setiap rangkaian aksaramu yang bernyawa, kini anganku pun mulai tergugah dan kembali menuangkan rasa, untuk melukis tiap jengkal keindahanmu dalam sebuah sketsa, c i n t a...

tak akan lelah imajiku menggembalakan bulir-bulir rindu, di antara detik waktu yang kian enggan untuk berlalu, melewati pergantian musim yang terus menggerus dinding asaku, sampai ia mampu menemukan tempat paling nyaman untuk mengadu, hatimu...

November 28, 2011

selayaknya pujangga, bagiku engkau adalah perupa kata, pemoles handal keping-keping aksara, kau rekatkan rasa dengan imajimu yang penuh warna, hingga tercipta hamparan makna tiada tara

November 18, 2011

Ruang Cinta

cinta telah membawaku dalam sebuah ruang tanpa nama, dimana nada kasih selalu melantunkan kidung-kidung mesra, setiap desah nafas adalah irama pemberi warna, mengalir lembut dan terus menciptakan gema tanpa jeda

Senandung Malam

hening yang bening dalam siraman cahaya rembulan dan kilauan mutiara langit malam semakin menambah syahdu petikan dawai hati yang kulantunkan, lirih mengalir terbawa alunan sayap-sayap lembut sang bayu yang sesekali membiaskan kenangan tentang dirimu hingga aku terlelap dalam peraduan
aku masih setia disini, menanti senyumnya datang kembali, masih terdiam dalam sepi, mendekap hampa yang kian benamkan diri

November 5, 2011

cinta itu seperti siluet warna jingga ketika mentari mulai melukis langit senja, hadir membawa nuansa yang mampu hangatkan jiwa tanpa pernah takut dengan gelap yang selalu mengikutinya

Ada Apa Dengan Cinta ?

hai cinta, kenapa kau masih saja berdiam di sana?

telah lama kulihat engkau duduk menyendiri di beranda hatiku

aku tak tega bila melihatmu terus-terusan seperti itu cinta

menahan hawa dingin dengan gigilmu yang mulai membeku

kenapa tak kau coba saja mengetuk pintu hatiku ini cinta?

aku pasti akan menyambutmu tanpa ada rasa ragu

membawamu masuk ke dalam ruang yang paling aku jaga

lalu akan kusiapkan sebuah bilik hangat sebagai tempat istirahatmu
melarung rindu pada tepian samudera hati, di iringi senandung merdu yang terus mengalun tanpa henti, berharap gelombang pasang segera membawanya ke seberang sana, pada sebuah dermaga tempat dimana aku akan menyandarkan segala asa
rindu itu adalah sebuah titik temu antara bayangmu yang berkelana dalam pikiranku dengan sebentuk hasrat yang telah jemu menunggu di relung hatiku
meresapi keheningan malam, bersama wajah langit yang kini muram, tanpa rembulan dengan senyumnya yang menawan, ataupun bintang yang silih berganti berkerlipan, lambat roda sang waktu berjalan mengiringi detak nadiku, seakan tahu bahwa dalam setiap putarannya selalu kuselipkan rindu untukmu