January 6, 2012

percikan rasa yang telah engkau titipkan dalam bilik hatiku kini kurasa kian deras mengalir ke setiap penjuru urat nadiku, membuat jiwaku tak pernah letih menampung jutaan rasa rindu hingga sang waktu membawa segenap asa yang tiada meregu
temukan aku dalam kehangatan cinta kasih yang telah kusematkan dalam benak hatimu saat pelukku tak mampu lagi hangatkan jiwamu yang mulai membeku, dan sambutlah aku dalam keteduhan istana rindu yang telah aku bangun dalam kalbumu ketika malam menjelma menjadi penjara dalam kebisuan ruang dengarmu
rindu itu laksana sebuah benalu yang tercipta dari pautan jarak dan waktu, menjalar di antara dinding ruang dalam hati yang akan semakin meluas bila sepi kerap menghampiri
telah aku lepaskan sisa rinduku ini ke udara, bergabung dengan kumpulan camar yang tengah menari di angkasa, berharap kepakan sayap-sayap mungilnya menyambut penuh suka cita, dan segera menghantarkannya ke dalam pelukanmu sebelum gelap tiba

Dalam Pintaku

disini aku selalu setia menunggu jawaban dari-Mu, dalam pintaku yang tak henti-hentinya terus berseru, Tuhan jadikanlah ia sebagai pelengkap hidupku, menyambung tulang rusukku yang terpisahkan oleh jarak dan waktu, hingga sempurnalah kisah yang telah kujalani dalam bentangan waktu yang tiada meragu
bagaimana mungkin aku mampu membunuh sepi, sementara hening malam dengan selubung sunyi di dalamnya adalah satu-satunya tempat bagi rinduku untuk menghidupi diri
segala sepi kini hadir setelah engkau beranjak dari peraduan malam sunyiku, harus kurelakan separuh nafas kehidupanku mengikuti kemana arah mata hatimu singgah dan berlalu