May 30, 2012

temukan kekuatan cintaku diantara deburan samudera jiwamu yang kan menghantarkan segenap pengharapan atas rasa sayang dan kasih tulusku pada satu sisi keindahan mahligai cinta antara kita berdua dimana setiaku selalu mengalun syahdu dalam setiap hembusan nafas yang memberi nyawa bagi kehidupanku

May 26, 2012

aku berjalan menyusuri kebisuan malam dengan langkah yang hampir tenggelam, coba merangkai letih di antara asa yang kian jauh tersisih, terdampar dalam sebuah dimensi tanpa tepi, mencari hilang yang takkan mungkin tergantikan

May 24, 2012

duhai bulan sabit sang penggembala bintang-bintang di langit, segeralah engkau merekah, menjadi purnama dengan lingkaran cahayamu yang begitu mempesona, sebagai penerang dalam ruang imaji tuk menggapai segala mimpi

May 23, 2012

bagiku rindu adalah selaksa gelora dalam selubung rasa yang acapkali meretas dinding hati untuk sekedar temukan sebentuk arti, tentang beribu isyarat yang tak lagi mampu tergapai oleh jangkauan imaji, terperangkap di antara ruang asa yang selalu saja resahkan diri

May 22, 2012

tersesat pada sebuah labirin waktu yang mengurung imajinasiku

terlilit dalam pekatnya rasa yang telah mengakar dalam selubung jiwa

ingin rasanya kuterabas saja secepat kilat, biar lepas segala penat yang telah melekat

namun sepertinya tak mungkin lagi kutemukan jalan pintas, karena semua sisi kini telah beku dan mengeras
“dan aku lebih memilih untuk menutup mata, atas apa yang tak mampu tertangkap oleh pandangan mataku, mungkin inilah cara terbaik bagiku dalam menilai sebuah cinta, karena segalanya telah terlihat jelas melalui mata hatiku”
seringai sabit malam kembali merajam rinduku yang kian tak tertahan hingga terburai menjadi lapisan tirai-tirai beku yang mengurung bayangan indah wajahmu
menikmati setiap detik yang mampu untuk ku petik, di antara kuntum waktu yang menghias dimensi kalbu, ada kalanya aroma kenangan kembali bermekaran, ketika getar dawai hati terus bersenandung tanpa henti
aku mampu berdiri tegak diantara orang-orang yang pernah tersakiti, terluka ataupun terkhianati oleh cinta, namun aku lemah tiada berdaya bila di kelilingi orang-orang yang tengah terlena dan berbahagia saat asmara menyelimuti jiwa mereka
adalah dia yang kini tengah membatu dalam diam, di antara muara hening dan istana sunyi jiwanya bersemayam, menepikan setiap genangan rasa dengan jaring harapan yang telah ia sulam, sembari meredam luka hati yang telah membiru lebam
kurasakan damai berhembus dalam kalbuku, saat bintang hati kembali bersinar lagi untukku, memberi kehangatan lewat kerlip cahayanya, mengusir ragu yang sejenak bersarang dalam dada

May 7, 2012

ibarat cendawan yang tumbuh subur dimusim penghujan, kini wangimu mulai merebak memenuhi ruang kosong dalam hatiku
dan kini, ku kudapati begitu banyak kata berserakan memenuhi tabir imaji,

tak terjamah, tergeletak begitu saja tanpa tahu arah,

lalu kemana perginya sang penggembala kata? yang selalu setia menggiringnya dengan bentangan karya,

mungkinkah kini ia telah hilang tertelan oleh sunyi? atau mungkin saja ia terlampau lelah bergelut dengan inspirasinya sendiri?

entahlah…
aku adalah seorang lelaki kesepian, yang selalu menyendiri di kesunyian, bercengkrama dengan sepi yang selalu memberi kedamaian, jauh dari keramaian yang kerapkali menyita segenap hati dan perasaan

May 1, 2012

terdiam dalam perih yang kian merajam, hanya berteman cahaya purnama malam, kesunyian kembali datang menggoda jiwa, menyusup pelan meretas selubung rasa
bintang hatiku temani malam-malam sunyiku, indah kerlipmu menghias pelataran jiwaku, memberi warna dalam kekosongan ruang diamku
sepercik harapku tentang indahnya romansa akan selalu abadi mewangi diantara perih yang mengoyak kisi-kisi sayap rapuhku
dan kini akupun mulai ikuti jejak langkahmu, menjadi sebuah misteri yang tak akan terpecahkan sepanjang waktu
senja telah beranjak dari garis cakrawala, menyisakan hangat diantara rerimbunan pucuk cemara, kini tibalah sang malam menggelar kanvas di angkasa, menyelimuti langit dengan warna hitamnya, sesaat kemudian bintang-bintang mulai menunjukkan kerlip cahayanya, bergabung kembali membentuk gugusan indahnya, tak mau ketinggalan dengan yang lainnya, purnama pun mulai menampakkan wajah cantiknya, menyembul disela-sela awan yang tengah mengudara, mulukis langit dengan semburat cahaya peraknya


Heningnya Senja

kadang senja memang harus di lalui tanpa goresan jingga, bukan berarti keindahan itu telah sirna, ia hanya sejenak pergi, memberi waktu pada setiap yang mengerti untuk tak henti mensyukuri
akan kulerai setiap bulir kerinduan yang telah engkau rangkai dengan sejuta dekapan hangat berselimutkan kasih sayang hingga terurai segala sepi yang membayang diantara peraduan malam sunyimu