December 3, 2011

menghirup rindu di sepanjang pesisir samudera jiwa, menikmati aroma cinta yang masih berhembus dengan mesra, gelombang angan tak henti-hentinya berusaha memecah kebisuan, seraya mengajakku hanyut dalam riaknya yang mulai surut karena kelelahan
aku tak butuh isyarat untuk mencintaimu, seiring dengan berjalannya waktu, rasa ini begitu saja telah melekat di hatiku, tak tahu darimana asal mulanya, ia datang sendiri tanpa pernah aku minta, hingga sampai detik ini rasa itu masih tetap utuh terjaga, tak pernah pudar terikis oleh dera yang kian melara, mengendap di antara sudut terdalam palung dalam jiwa
serupa menggenggam pecahan karang dengan tiap sisi sudutnya yang begitu tajam, seperti itulah rasa rindu yang tengah mengharu biru, terasa begitu perih menyayat kalbu

December 1, 2011

ketika anganku telah menemukan ruang untuk melukiskan isyarat hati, aku pun harus merayu segenggam waktu agar tak lekas beranjak pergi, mengabadikan jeda bagi gugusan imaji menorehkan rasa, hingga selubung sunyi menjelma menjadi larik-larik kata