August 26, 2011

Istana Jiwaku

dan kini diriku telah kembali bertahta dalam istana hening dimana sunyi adalah mahkota terindahku dan kesenyapan menjadi singgasana kemegahanku, tak perlu seorang permaisuri yang senantiasa bersanding di sisiku ataupun dayang-dayang yang setiap saat hadir melayaniku, cukup diri ini seorang bersama sejuta impian yang setia mendampingi serta menjaga nafas hidupku

Menjemput Mimpi

seperti semilir angin di penghujung senja, ia begitu sejuk menyapa jiwa, datang menjemput sisa-sisa serpihan asa, yang kembali tertinggal oleh langkah kaki sang surya, lihatlah dia masih mampu tersenyum gembira, dengan balutan rona jingga yang menyaput kedua belah pipinya, secercah harap kini kembali tersampir di antara bahu dan kepala, sebagai bekal untuk mengarungi lautan mimpinya

Hatiku Beku

wahai bidadari, bolehkah sekali lagi aku pinjam selendang pelangimu? siang ini aku ingin kembali memanjat langit, akan ku dekap erat tubuh sang mentari, membiarkan baranya hingga menembus ruang dalam dada, biar cair segenap beku yang melingkupi seluruh dinding hati

August 22, 2011

Aku Dan Kamu

siapa aku siapa kamu tak ada seorang pun yang tahu, aku begini karena telah mengikuti jejak langkah kakimu, jangan mengeluh bila cerminan dirimu kau dapati dari diriku, sekarang kau pun dapat merasakan segala resah yang pernah menyelimuti jiwaku

Arjuna Terluka

baiknya kedua belah sayap ini kubiarkan saja terus mengatup, menutup erat sekujur tubuhku yang penuh luka, sehingga tak akan ada seorangpun yang sanggup, untuk menggoreskan kembali garis kepedihan di dalamnya

August 21, 2011

Rasa Cintaku

aku mencintaimu sebanyak udara yang pernah ku hirup, aku menyayangimu sebanyak nadi ini pernah berdenyut, dan aku slalu merindukanmu hingga seluruh samudera berhenti menjalankan ritual pasang surut

seperti itulah aku mencintaimu, seperti itu juga aku akan menyayangimu, dan seperti itu pulalah makna rinduku padamu

August 20, 2011

Peri Cahaya

duhai peri cahaya,

mengapa engkau masih saja berada di sini? masih asyik bermain-main dalam ruang imaji,

bukankah seharusnya sore ini engkau harus kembali ke angkasa? melukis langit dengan pendar cahaya jingga

segeralah kau gulung tabir yang menyelimuti imajiku, karena dunia sedang menantikan pesona cahaya indahmu

Fallen Angel

pertama kali engkau datang menyapaku dalam diam,
aku tengah terdampar di ujung pelataran malam
terjebak dalam pekatnya ruang sunyi teramat suram,
hanya berteman lamunan sepi dan bayang-bayang kelam

lembut lakumu begitu indah membuai anganku,
meruntuhkan sekat hitam pembungkus imajinasiku
manis tuturmu mengalun syahdu di telingaku,
melunturkan setiap kepingan hati yang terlabur pilu

namun sayang seribu sayang,
bidadariku kini kehilangan sayap yang hanya sepasang
terhempas oleh badai yang begitu kencang,
hingga membuatnya sungguh merasa terguncang

kau yang pernah menjadi inspirasi dalam jiwa,
takkan sanggup kumelihatmu terluka
menahan tangis di antara perih yang kian menyayat jiwa,
terhanyut dalam duka berlinangkan air mata

tabahlah engkau wahai bidadari,
jiwaku membujukmu tanpa henti
biarlah ia berlalu dengan segala kelukaan ini,
tak usah kau bersembunyi dan benamkan diri

August 19, 2011

Bayang Dirimu

di saat hening malam mulai menyapa dan ketika aku hendak memejamkan mata, selalu ku panjatkan do’a agar dapat melupakan segala hal tentang dirimu, namun selalu saja aku tak pernah bisa, sepertinya anganku ini telah penuh oleh kamu, dan yang ada bayang dirimu ku lihat semakin manja bersandar dalam peraduan malamku, sekalipun berkali-kali telah ku coba menepikan bayang dirimu di antara kabut malam yang mulai membeku

Juwita Hati

duhai juwita hati, pemilik paras seanggun rupa melati,pesonamu telah memikat seluruh ruang dalam hatiku, begitu banyak waktu kuhabiskan untuk sekedar melukiskan tiap jengkal keindahan yang ada padamu, engkau laksana sang bidadari penjaga senyuman si bianglala, membuat jiwaku melayang hingga menyentuh taman surga

Mawar Jingga Yang Layu

telah aku petik setangkai mawar berwarna merah jingga, dari sebuah taman asuhan dewa dan dewi asmara, anggun parasnya sejukkan pandangan mata, membawa damai di seluruh penjuru jiwa, semerbak harumnya merasuk hingga memenuhi ruang dalam dada, menciptakan nuansa keindahan tiada tara, namun sayang kini mawar itu tengah di rundung duka lara, hingga layulah seluruh kelopak keindahannya, rasanya hanya tinggal menunggu hitungan waktu saja, dan lepaslah segala pesona yang melekat dalam dirinya

August 18, 2011

Ketika Aku Terdiam

entah kenapa terkadang aku lebih memilih diam dalam penantian, mengamati segala apa yang terjadi dari tepian, tentang berbagai risalah yang terus bertebaran, ataupun riuh-gemuruh dari suatu pertikaian, namun sekali lagi akupun tak ingin ikutan, walau terkadang aku telah temukan sebuah jawaban

August 16, 2011

Purnama Merindu

lihatlah cinta

sebentar lagi wajah sang purnama akan segera kembali sempurna, membentuk pendar lingkaran utuh terangi angkasa,

bintang-bintang malampun menyambutnya penuh suka cita, mereka saling berlomba membuat gugusan dengan kerlip cahayanya

ingin sekali rasanya, kulewati malam itu hanya denganmu saja

berdua kita melepas rindu yang tertahan di dalam dada, membasuh jiwa kita dengan siraman cahaya cinta

Entah

harus berapa kali purnama lagi aku sanggup bertahan, menahan rasa yang jauh terlelap dalam keheningan, ingin rasanya ku sudahi semua di akhir persimpangan jalan, meninggalkan setiap kenangan dalam kisahku yang kini terabaikan, dan selanjutnya akupun akan menghilang di keentahan

Misteri Hati

telah lama aku terdiam di persimpangan jalan ini sayang, menanti dirimu yang tak juga kunjung datang, kini kunikmati setiap detik waktuku untuk bercengkerama dengan sepi, tetap bertahan dengan sebuah misteri yang bersemayam dalam hati

Rindu Yang Kembali Mengusik

senandung nada rindu sayup-sayup mulai terdengar memecah keheningan pagi, mengalun syahdu diantara tetes embun yang saling berbisik, aku yang tengah larut dalam kenikmatan ruang imaji, mau tak mau harus menahan rasa yang kembali datang mengusik

Senyuman Yang Hilang

rasanya langit malam ini begitu indah untuk ku lewatkan, purnama dengan bulat cahayanya yang keperakan, juga ribuan bintang yang silih berganti berkerlipan, namun sepertinya ada sesuatu yang kurang, senyum manisnya yang dahulu selalu membayang, kini hilang dan tak mungkin lagi kembali datang

August 15, 2011

Senjaku Hening

hari ini kulihat senjaku tak memerah lagi, tertutup oleh pekatnya barisan awan hitam yang tengah menari, ruang diamkupun kurasa kian hening dan sunyi, yang terdengar hanyalah rintik hujan yang rindukan warna pelangi

Mencintaimu Dengan Kejam

aku ingin mencintaimu dengan kejam, selayaknya iblis dari neraka jahanam, akan selalu menyiksamu dari pagi hingga malam, tak akan berhenti sampai seluruh dinding hatimu menjadi lebam

August 14, 2011

Rindu

kekasihku, malam ini jangan kau tutup erat tirai yang menutupi bilik hatimu, berikan aku sedikit celah untuk kembali mengintip nuranimu, aku ingin menjenguk hatimu yang tengah berseteru dengan waktu, dan akan kubisikkan segala rasa rinduku yang tak sempat kusampaikan padamu, agar reda segala resah yang kini tengah bergaung sengit di kedalaman hatimu

August 12, 2011

Mantera Pemanggil Hujan

wahai barisan awan di langit malam, segeralah kau menghitam, menjelmalah menjadi bulir-bulir air yang berjatuhan, sampaikan rinduku padanya lewat rintik hujan, basahi jiwanya yang kini tengah kehausan, aku tak perlu deras, cukup lewat gerimis, karena lebih membekas

August 11, 2011

Sebatas Mimpi

selalu ada namamu dalam setiap serpihan kata yang tercecer dalam benak hatiku, tak pernah habis sekalipun berulang kali telah kuambil untuk melengkapi sajak rinduku padamu, bagiku engkau adalah keabadaian rasa yang pernah kumiliki, walaupun dirimu kini hanya dapat kujumpai lewat mimpi

August 8, 2011

Kekasih Sejati

dan kini kecintaanku pada sepi semakin menjadi-jadi, bukan hanya pada gelap malam saja aku mencumbui dirinya, di antara riuh gemuruh kesibukan dunia masih kuluangkan waktu untuk sekedar bermanja di pelukannya, selalu ada rasa enggan yang memaksaku untuk tak memikirkannya, bagiku ia adalah kekasih yang paling setia, selalu memberikan rasa tenang dan kedamaian dalam jiwa

Tenggelam Dalam Diam

siapa aku dalam pandangan matamu, cuma kamu seorang yang tahu, rasanya aku bagai tiada, hanya sebuah puisi rahasia, sementara hatimu adalah rumah ternyaman untukku berdiam, selalu memberi kehangatan di setiap malam, mungkin semua ini bagaikan mimpi di siang hari, yang telah membawaku terbang dalam dunia ilusi, dan kini waktuku hanya kuhabiskan untuk menimang anak kesepian darimu, di antara ruang diam terdiamku

August 6, 2011

Dalam Pintaku

Tuhan, seandainya engkau mengijinkan, biarkan aku sedikit saja merasakan kebahagiaan, tersenyum manis di atas singgasana kemenangan, lewati segala ujian yang telah engkau berikan, ku tahu diri ini hanyalah setitik debu di mata- Mu, yang dengan mudah akan terhempas oleh hembusan nafas-Mu, aku hanya ingin sedikit menegakkan langkah kakiku, tuk lewati jalan hidup yang telah Engkau tulis untukku

Menanti Awan

siang ini pijar sang mentari kulihat menyala berapi-api, membakar habis segala rindu yang pernah kuselipkan pada barisan awan, disini aku cukup terdiam menatap hamparan langit yang menyilaukan, menanti datangnya kumpulan awan yang akan membawa rinduku kembali

August 4, 2011

Kenangan

cintaku kepadamu tak akan punah, sekalipun dirimu kini telah jauh melangkah, kutetap menjaga rasa yang pernah singgah, dan tak pernah sedikitpun berubah, akan kubawa bayang dirimu tuk temaniku dalam setiap langkah, hingga hening malam membawaku dalam mimpi-mimpi indah
haruskah kembali aku dendangkan, sebuah lagu tentang romansa percintaan, mengalun indah getarkan jiwa, bersama aliran rasa yang kian membara, namun aku takut bila nadanya tak lagi merdu, hingga tak mampu ciptakan alunan syahdu, terkadang akupun takut bila harus putus di tengah lagu, karena dawai hatiku telah lama ku biarkan kedinginan membeku

Lembar Memory

pernah memilikimu adalah hal terindah yang kurasakan, setiap detik yang berlalu hanya dirimu yang merajai segenap alam pikiran, engkau adalah sosok yang pernah getarkan langit-langit hatiku, pemberi detak kehidupan dalam bekunya ruang jiwaku, kau bawa senyawa yang ku sebut itu cinta, meresap masuk hingga sudut terdalam palung dalam jiwa, namun kini kuharus relakan melihatmu pergi, mengusung lembaran cerita yang masih membekas hingga kini

August 3, 2011

Hanya Untukmu Pujaan

rasanya ingin kubelah saja langit malam ini dengan tajamnya seringai sabit yang begitu menyilaukan, lalu akan kurangkai sebuah hiasan terindah dari manik-manik langit yang berjatuhan, dan akan kupersembahkan untukmu seorang wahai gadis pujaan